Kang Rais dalam Kumpulan Artikel. Walau saya bukan orang yang pandai merangkai untaian kalimat dan kata, paling tidak saya sudah mulai membuktikan dari artikel pertama yang saya terbitkan.

Nalar yang pada dasarnya cara berfikir otak kita sudah sepatut nya di asah, biar makin hari makin tajam, karena kemampuan logis cara berfikir kita sangat di butuhkan dalam kehidupan keseharian kita, dalm bermasyarakat bahkan dalam kehidupan berumah tangga juga sangat memerlukan nalar, dalam memutuskan permasalahan-permasalahannya masing-masing.

Dalam berbisnis juga di perlukan logika menentuan market target penjualan, saya rasa gile ajah kalau misalnya ada sales mobil mewah menawarkan mobilnya pada abang becak yang penghasilan nya cuman cukup buat makan sehari-hari, kan sangat tidak logis.

Bukan nya kita meremehkan abang-abang becak lah, tapi sang sales yang tidak mampu melihat mana target penjualan yang potensial, ini hanya soal nalar. Seorang pemimpin juga membutuhkan nalar untuk mengayumi bawahan nya, tanpa nalar yang terarah tidak mustahil juga sebuah perkara di tempatkan justru pada bukan tempat seharusnya.

Pertama mau bikin blog, saya sempat berfikir buat apa nulis artikel repot-repot, kan bisa baca artikel yang sudah jadi toh!. Untung ada kawan yang menjelaskan untuk mencuba terlebih dahulu, ngitung-ngitung buat catatan pribadi yang mungkin kalau di buku memo bisa hilang, ya awalnya saya menulis di buku semisal puisi atau media sosial, hingga lihat teman-teman asyek nulis postingan di blog.

' Jadilah halaman blog ini '

Semoga ajah nalar saya makin ter'asah, kaga papa dah tidak setajam selet yang penting terjaga dan terpelihara. 

Bagai Mana Mengasah Nalar Menulis Artikel.

Menulis memang tidak langsung menjadikan orang jenius, mampu memahami penjelasan secara cepat, karena menulis juga memerlukan bahan-bahan tulisan yang paling tidak di fahami oleh penulis.

Dari pencarian bahan tersebut itulah awal nalar mulai bekerja, bahkan saat kita berusaha menggoreskan mata pena kita maka seolah akal kita mensave semua teori yang pernah kita baca secara automatis.

Step by step menulis itu sendiri yang mampu lebih mencerdaskan diri kita, jadi memang bukan menulisnya yang mampu meningkatkan nalar berfikir kita tapi proses hingga menjadi sebuah tulisan.